Showing posts with label mimpi. Show all posts
Showing posts with label mimpi. Show all posts

Thursday, July 31, 2008

Ada Banyak Mimpi di Sini

Jangan dilihat hanya sebagai foto udara. Tapi lihatlah di dalamnya. Berbagai ragam manusia, dengan segala mimpinya, beraktivitas di sana.

Bersama, membangun mimpi, mewujudkan menjadi nyata.

Sunday, June 1, 2008

Mimpi tentang Bumi

Jumat sore, adalah bukan kebetulan jika aku bisa berada di Lembah Hijau Multifarm. Lokasinya di Desa Triyagan, Mojolaban, Sukoharjo. Lebih mudah kalo aku menyebutnya dari Solo ke arah Tawangmangu, pertigaan Palur, masih ke timur sekitar 1 kilometer, di depan pasar Jaten, belok kanan masuk jalan kecil, 600 meter, belok kanan lagi. Nyampe deh..!

Aku awalnya sekedar jalan-jalan saja, memanfaatkan waktu sebelum "libur" akhir pekan yang sebenarnya. Berbekal informasi bahwa ada yang menjual susu segar, aku mencoba menyusuri "susu" tersebut. (Oya.. aku penggemar susu, laktosaholic, eh apa pun namanya. Yang jelas, jika dalam satu hari aku tidak mengkonsumsi susu, aku bisa "sakaw", rasanya perut keroncongan sehari penuh, sugesti bahwa aku akan menjadi kurus kering bisa muncul di benakku... aneh..).

Apa yang aku temukan? Lebih dari sekedar susu!
Di Lembah Hijau, aku menyaksikan peternakan dan pertanian terpadu. Selain pasti menghasilkan produk pertanian dan peternakan, konsep ke depannya, bisa zero waste.
Tai-nya (kotoran-eek) sapi-sapi diolah menjadi kompos. Kompos bisa menyuburkan tanaman dan padi. Batang padi sisa panen yang sudah difermentasi untuk pakan sapi. Begitu seterusnya.

Wah, jika saat ini semua orang di bumi ini bisa konsisten menerapkan konsep zero waste, bumi yang sekarang kita pinjam dari anak-cucu kita, tidak perlu dipenuhi sampah yang menutupi permukaannya. Anak cucu generasi mendatang yang kini belum lahir, yang dari merekalah bumi ini kita pinjam, pasti akan senang menerima bumi mereka untuk kehidupannya kelak.

Hei..ingat! Bumi ini bukan bumi milik kita yang bisa kita wariskan ke anak cucu kita. Bumi ini justru bumi milik anak cucu kita generasi yang akan datang, bumi inilah yang sekarang kita pinjam dari mereka.

Mimpikah ini?
Semoga bukan mimpi.

Tuesday, May 20, 2008

Arti Kebangkitan

Apa arti kebangkitan bagiku? Aku mengajukan pertanyaan ini bukan sekedar meramaikan kemeriahan semangat “100 Tahun Kebangkitan Nasional” 20 Mei 2008. Aku justru bertanya “pada diriku sendiri” arti kebangkitan bagiku?


Banyak sekali retorika yang mengungkap kebangkitan, dengan segala formula yang beragam. Banyak pilihan yang ditawarkan untuk merenungkan arti kebangkitan. Tapi, bagaimana formula tersebut bisa berlaku untukku?


Aku yang pemimpi memaknai kebangkitan ketika aku terbangun dari tidur dan mimpiku. Mimpi buruk harus kuhapus saat aku terbangun. Mimpi indah akan aku gapai dalam kenyataan di rentetan perjalanan hidupku. Kebangkitan bagiku adalah juga saat aku terbangun dari kegagalan dalam menggapai mimpi. Aku tak akan membiarkan diriku dalam keterpurukan. Walaupun terkadang ada buliran air mata di atas duka dan luka. Sang waktu akan bergulir cepat menghapus air mataku, dan memberikan harapan baru. Mimpi di depan mata kembali terbentang, dan jalan untuk menggapainya semakin terang.


20 Mei 2008, harapan baru, bangkit dan berbuat menjadi manusia yang lebih baik.

Friday, May 16, 2008

Meraih Mimpi (bagian 4)

Saat merenungkan perjalanan hidup, ketika menembus angka tiga puluh lima, aku jadi pengin sedikit melongok ke masa lalu. Dari kecil, aku sudah gemar bermimpi. Mimpi khas anak kecil tentu saja. Namun ada beberapa mimpi yang baru aku sadari, bukanlah sekedar mimpi.
Setelah membaca buku "The Secret"-nya Ronda Bryne, aku jadi membandingkan apa yang telah aku alami. Hukum "rahasia" juga berlaku dalam hidupku. Ada hal-hal yang "aku capai", atau beberapa hal yang "aku menjadi" adalah sebagian dari mimpi-mimpi masa laluku.
Agak berbeda dari sudut pandang Bryne, aku memahami bukan alamlah yang mengantarkan aku pada keinginanku (baca: mimpi-mimpiku), tetapi ada Allah SWT yang menggerakkan alam semesta untuk bersatu padu mendukungku menggapai mimpiku. Tak penting membahas bagaimana cara Allah melakukannya, karena banyak cara-Nya tidak bisa dijabarkan dengan "penjelasan ilmiah".

Di titik ini, sejenak aku berhenti, untuk bersyukur atas segala karunia-Nya dalam perjalanan hidupku.
Namun aku pun tetap menjaga segalanya untuk perjalanan hidupku selanjutnya, yang masih merupakan "rahasia" bagiku.

Alhamdulillah...
Aku melanjutkan perjalanan hidupku dengan mengucap Alhamdulillah..

Thursday, May 15, 2008

Menuliskan Mimpi

Menuliskan mimpi menjadi hal yang mengasyikkan bagiku. Berbeda dengan pekerjaan yang aku hadapi sehari-hari, yang menuntut urutan data yang runtut, data dikumpulkan, dipilah dan dipilih, kemudian dibuat tulisan "ilmiah". Tulisan yang harus bisa menjawab seribu pertanyaan apa, mengapa, siapa, bagaimana dan seterusnya.
Tulisan tentang mimpi merupakan tulisan yang terbebaskan dari seluk-beluk data ilmiah ( atau apa pun namanya, yang harus dipertanggungjawabkan di depan para pakar). Aku bebas menuliskan mimpiku. Mungkin juga tanpa rasa malu (he..he.. emang nggak punya rasa malu dhiing..).

Tiap malam, di lelap tidurku, aku bermimpi. Kadang kala, ketika terbangun, aku bisa menceritakan kembali dengan berututan, jelas, detail, bahkan aku bisa menyebut setting tempatnya dengan jelas. (Kalo "dipaksa", aku juga bisa membuat setting tempatnya berikut background yang agak remang-remang, tapi warnanya jelas tertangkap oleh memoriku).
Namun, aku juga bisa lupa tentang mimpi yang aku alami dalam tidurku. Lenyap begitu saja ketika aku terbangun.

Ketika aku terbangun, nggak jarang aku "melanjutkan mimpi", karena seringkali aku bermimpi tentang hal-hal yang aku inginkan atau hal-hal memang ingin aku wujudkan. Seperti lingkaran tak berujung pangkal. Memimpikan hal yang diinginkan, menginginkan mewujudkan mimpi. Ah.. nggak usah dibahas di mana pangkal dan di mana ujung, tak penting bagiku.

Sewaktu aku kecil, aku hampir selalu menceritakan mimpiku (yang masih bisa aku ingat ketika terbangun) pada Ibuku, saudara-saudara, atau temen-temenku... (dan juga pada relawan yang sudi mendengarkan cerita mimpiku). Kebiasaan yang aneh? Entahlah...

Ayoooo kita bermimpi yuuuk...

Wednesday, March 26, 2008

Masih Bermimpi

aku masih bermimpi ...
...

Friday, January 25, 2008

GRID studio



Studio ini masih "terngiang". Dari tahun 2001, baru ada satu karya yang terbangun secara tuntas-tas-taaas.

Ya, semoga di tahun 2008 ini, aku bisa semakin fokus.


He..he..he.. sekarang masih jadi dosen arsitektur, belum jadi arsitek "tur" dosen ...!

Wednesday, January 16, 2008

Wednesday, January 2, 2008

Meniti Mimpi (bagian 4)







Kalau aku melihat lembar ini, aku teringat kembali akan "mimpi kami" pada dua belas tahun yang lalu.



Gandung Hari Bhawono (alm), terima kasih atas semua yang "pernah" kita jalani bersama. Semoga Allah melapangkan tempat kembalimu, ... aamiin..




Gandung, aku masih mengejar "mimpi" kita.



http://g-city.tripod.com/scholars.htm

Tuesday, January 1, 2008

Meraih Mimpi (bagian 4)








Mimpiku untuk membuat taman bacaan, belum surut. Walaupun saat ini baru pada tahapan "pasang pathok" on site.



Semoga langkah ini menggiring ke arah "bukan sekedar mimpi". aamiin..






Sunday, December 30, 2007

Membeli Mimpi


Suatu saat aku melintas di Jalan Prof Yohanes, tepatnya sebelah timur Galeria Mall Jogja. Di sepanjang dinding timur jalan penuh dengan mural. Ada satu yang cukup menggelitikku.

"Selamat membeli mimpi"


Ya.. kalo mimpi bisa dibeli, aku mau jadi penjualnya!

Wednesday, December 19, 2007

Meraih Mimpi (bagian 3)



Mimpiku untuk memiliki taman bacaan, terinspirasi oleh Taman Bacaan "Natsuko Shioya".
Sebuah taman bacaan non profit, berada di Dusun Sumberan Desa Sariharjo Kecamatan Ngaglik Sleman. Taman bacaan ini merupakan dedikasi dari suami mendiang Natsuko Shioya untuk istri tercintanya setelah sang istri tiada.
(tapi aku tak perlu menunggu hingga aku "tiada", untuk aku bisa mewujudkan mimpiku memiliki taman bacaan)

Tuesday, December 18, 2007

Meniti Mimpi (bagian 3)



(di dalam prameks 11 itu ...)

Kamis petang, 13 Desember, di dalam kereta Prambanan Ekspress 11 itu, entah "kebetulan" macam apa yang membuat aku begitu mengalir menceritakan mimpi-mimpiku pada seorang sahabat, Wisnu. Tanpa "tedeng aling-aling", seperti telah terputus "urat malu"ku, aku bercerita begitu banyak hal, dari a sampai z, hingga detail yang kecil-kecil pun terkuak. Aku tahu, ini aneh. Dan aku pun tahu, dia cukup kaget. Namun dengan empatinya, dia tetap mendengar mimpiku.

Saat itu, hatiku merasa "plong", tapi di sisi lain aku juga tetap punya rasa malu. Bahkan waktu itu aku katakan padanya, mungkin aku tak akan punya "muka" lagi untuk pertemuan berikutnya, karena sesungguhnya aku menyesal telah bercerita panjang lebar dalam dan tinggi tentang mimpiku. Aku bahkan sampai berpikir bahwa malam harinya aku tidak bisa tidur karena terselimuti sesal dan malu yang amat sangat.

Tapi, ternyata, dalam perenunganku di malam harinya, aku justru bersyukur atas "kebetulan" yang terjadi pada rentang 17.45-18.40 wib di sepanjang rel, dari Balapan sampai ke Lempuyangan.


Terima kasih, Wisnu, telah mendengarkan (dan mungkin menertawakan juga) mimpi-mimpiku. Do'akan aku untuk aku bisa tetap melangkah meraih mewujudkannya.

Terima kasih Allah, atas "kebetulan" ini. (Karena aku yakin tidak ada kebetulan tanpa-Mu). Alhamdulillah..

Monday, December 17, 2007

Meniti Mimpi (bagian 2)



Terima kasih, Yuni, telah mendengar untaian mimpi-mimpiku. (Meskipun Yuni menertawakanku, bahkan dengan terbahak-bahak!)




(aku tuliskan ini pada 12 Desember, setelah Maghrib, dalam deras hujan di Jalan Kaliurang, saat berteduh di sebuah warung makan Padang, sambil menghirup hangatnya segelas teh "Bendera")




Terima kasih ini tulus dari lubuk hatiku.

Monday, November 19, 2007

Meraih Mimpi (bagian 2)

Aku menemukan pembatas buku “Edensor” karya Andrea Hirata yang aku beli tadi pagi. Di pembatas buku tersebut tertulis:
“Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu.” – Arai

Malam ini, aku benar-benar bermimpi. Tepatnya merangkaikan kembali mimpi-mimpiku (yang sudah cukup lama ada dalam benakku).
Aku bermimpi memiliki taman bacaan!

Begitu lekat mimpi itu, sehingga hatiku membuncah dan dadaku berdebar keras ketika aku menuliskan ini. Jemariku bergetar menyusuri tuts demi tuts huruf untuk aku dapat merangkai kata yang tepat menggambarkan mimpiku.

Setelah pagi tadi aku ”kalap” borong buku, malam ini ketika aku sedang asyik membaca buku-bukuku, terjadi ”insiden” yang menimpa seorang pencinta buku. Penyitaan (dengan alasan mengganggu kegiatan belajar) terhadap sebagian koleksi bukunya, begitu menyentakku, mengoyak perasaanku. Mungkin bagi orang lain, ini hanya insiden kecil, ... aalaaah, cuma buku saja kok!

Tidak! Tidak bagiku. Ini benar-benar menyentakku. Ketika aku membayangkan, hal itu harus terjadi padaku.. oh.. tidak, aku tak akan sanggup menghadapinya. Jiwaku tercerabut! Aku tak mau bila malam ini, ketika aku belum tertidur, mimpiku untuk memiliki taman bacaan harus terkoyak.

Allah Tuhanku ... aku memohon untuk Kau peluk erat mimpi-mimpiku!
Peristiwa yang aku alami malam ini, benar-benar menggiring aku pada tekad bisa mewujudkan mimpi.
Aku tidak sedang tidur! Aku sedang membangun keutuhan mimpiku!

Aku memohon pada-Mu sebuah kekuatan bagiku aku bisa mewujudkan mimpiku untuk memiliki taman bacaan...

Tuesday, November 13, 2007

Meraih Mimpi


Minggu malam, 11 November jam 19.00 wib. Aku mengikuti diskusi "Meraih Mimpi" bareng Andrea Hirata (penulis novel "Sang Pemimpi") dan Meutya Hafidz (dari MetroTV).
Aku jadi sadar, bahwa aku bukan satu-satunya orang yang senang bermimpi. Ternyata di dalam perguliran waktu (siang dan malam yang menyelimuti bumi), dalam tidur dan bangun sadar pun, banyak sekali orang-orang yang memiliki mimpi!


Aku tidak hanya senang bermimpi, tapi juga menikmati tiap scane mimpi-mimpiku.
Aku selalu bersyukur bila dalam tidurku aku bisa bermimpi.

Bila aku mendapatkan "mimpi buruk", sebuah mimpi yang mungkin menakutkan, membawa emosi negatif, maka ketika aku terbangun, aku bersyukur... Terima kasih Allah, yang "kualami" dalam tidurku "hanya mimpi". Sehingga ketika aku bangun, aku bisa benar-benar terbangun dan bangkit menjalani hidup dengan perasaan yang positif.

Bila aku mendapatkan "mimpi indah", sebuah mimpi yang menyenangkan hatiku, membawa energi positif, maka ketika aku bangun, aku bersykur... Terima kasih Allah, atas keindahan "pengalaman" dalam tidurku. Sehingga ketika aku bangun, aku mendapatkan energi yang hebat untuk bisa berakselerasi, melesat untuk mewujudkan mimpi-mimpiku dalam bangun sadar hidupku.

Aku bersyukur...

Tuesday, September 11, 2007

meniti mimpi

Waktu pertama membuat blog ini, membuat aku terpekur sejenak, memikirkan apa yang akan aku tulis. Keinginan untuk berbagi mimpi, yang selama ini aku nikmati sendiri dalam nyenyak tidurku. Mimpi yang akan menjadi nyata, dengan menguraikan mimpi-mimpi menjadi gagas [idea] yang bisa menuntun langkah, mewujud dalam bangun sadarku.

Tak mudah memilih huruf-kata-kalimat, yang sarat makna, untuk menggambarkan sketsa mimpi yang muncul di ruang maya, tanpa waktu yang berurutan linier. Berputar dengan arah tak menentu. Mimpi, bagaimana aku akan menterjemahkannya?