Monday, December 17, 2007

Meniti Mimpi (bagian 2)



Terima kasih, Yuni, telah mendengar untaian mimpi-mimpiku. (Meskipun Yuni menertawakanku, bahkan dengan terbahak-bahak!)




(aku tuliskan ini pada 12 Desember, setelah Maghrib, dalam deras hujan di Jalan Kaliurang, saat berteduh di sebuah warung makan Padang, sambil menghirup hangatnya segelas teh "Bendera")




Terima kasih ini tulus dari lubuk hatiku.

1 comment:

Anonymous said...

hey hey hey...
kapan aku terbahak-bahak.

dan kl pun iya terbahak jelas bukan krn konten materi mimpinya, krn aku pun sejenis pemimpi (sesama pemimpi dilarang menertawakan)
tp mungkin lebih krn sikap paranoid mbak-mbaknya yg mau crita aja pake bersemu2 merona dan clinguk2an dulu. khe..khe..

mimpi bukan aib lho. siapa tau malah ketemu dgn pemimpi klop lain. atau jd menginsirasi orang lain. kupikir begitu cara kerja mimpi menjadi kenyataan.

jd...jangan takut share mimpi ke orang lain. siapa tau berjodoh :)

btw, aku malah g dikasih tau versi asli kertas merah itu????