Menuliskan mimpi menjadi hal yang mengasyikkan bagiku. Berbeda dengan pekerjaan yang aku hadapi sehari-hari, yang menuntut urutan data yang runtut, data dikumpulkan, dipilah dan dipilih, kemudian dibuat tulisan "ilmiah". Tulisan yang harus bisa menjawab seribu pertanyaan apa, mengapa, siapa, bagaimana dan seterusnya.
Tulisan tentang mimpi merupakan tulisan yang terbebaskan dari seluk-beluk data ilmiah ( atau apa pun namanya, yang harus dipertanggungjawabkan di depan para pakar). Aku bebas menuliskan mimpiku. Mungkin juga tanpa rasa malu (he..he.. emang nggak punya rasa malu dhiing..).
Tiap malam, di lelap tidurku, aku bermimpi. Kadang kala, ketika terbangun, aku bisa menceritakan kembali dengan berututan, jelas, detail, bahkan aku bisa menyebut setting tempatnya dengan jelas. (Kalo "dipaksa", aku juga bisa membuat setting tempatnya berikut background yang agak remang-remang, tapi warnanya jelas tertangkap oleh memoriku).
Namun, aku juga bisa lupa tentang mimpi yang aku alami dalam tidurku. Lenyap begitu saja ketika aku terbangun.
Ketika aku terbangun, nggak jarang aku "melanjutkan mimpi", karena seringkali aku bermimpi tentang hal-hal yang aku inginkan atau hal-hal memang ingin aku wujudkan. Seperti lingkaran tak berujung pangkal. Memimpikan hal yang diinginkan, menginginkan mewujudkan mimpi. Ah.. nggak usah dibahas di mana pangkal dan di mana ujung, tak penting bagiku.
Sewaktu aku kecil, aku hampir selalu menceritakan mimpiku (yang masih bisa aku ingat ketika terbangun) pada Ibuku, saudara-saudara, atau temen-temenku... (dan juga pada relawan yang sudi mendengarkan cerita mimpiku). Kebiasaan yang aneh? Entahlah...
Ayoooo kita bermimpi yuuuk...
Thursday, May 15, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment