Showing posts with label desain. Show all posts
Showing posts with label desain. Show all posts

Tuesday, November 18, 2008

Pemenang Sayembara Desain Kawasan Gambut Banjar

Alhamdulillah, setelah melalui proses pembelajaran dan berkarya yang panjang, akhirnya Tim Arsitektur FT UNS berhasil menjadi Pemenang III Sayembara Desain Kawasan yang diselenggarakan oleh Dinas Pekerjaan Umum.

Karya ini merupakan kolaborasi yang luar biasa dari teman-teman di Prodi Perencanaan Wilayah Kota dan Prodi Arsitektur. Selamat dan sukses untuk Jurusan Arsitektur UNS!

Monday, September 15, 2008

Tektonika Arsitektur Eko Prawoto

Setelah sekian lama mengikuti perkembangan karya Pak Eko Prawoto, datang juga kesempatan untukku berbagi apa (baca: ilmu, pengalaman dan nilai) yang sudah aku dapatkan dari Pak Eko Prawoto kepada rekan-rekan di acara Seminar Nasional Jelajah Arsitektur Nusantara di ITS Surabaya.

Thursday, August 21, 2008

Arsitektur yang Memerdekakan

Berbincang bersama Pak Eko Prawoto... aku menemukan banyak nilai kehidupan. Salah satunya adalah arsitektur yang memerdekakan.

(bersambung)

Saturday, August 9, 2008

Eko Prawoto's

Membahas tektonika arsitektur di Indonesia tak bisa lepas dari YB Mangunwijaya dan Eko Prawoto. Aku tertarik sekali untuk mempelajari tektonika arsitektur. Perkenalanku dengan tektonika terjadi saat aku menyusun tesisku tentang bangunan gereja karya YB Mangunwijaya. Mempelajari karya YB Mangunwijaya membuat aku semakin "membumi" (aku teringat saat kuliah S1, desainku lebih banyak yang hanya membawa "mimpi").


Pembelajaranku tentang tektonika belumlah usai. Apalagi setelah berdiskusi dengan Pak Eko Prawoto, yang bisa dibilang sebagai "murid" YB Mangunwijaya. Dari diskusi dan mengalami "rasa ruang" di karya Pak Eko Prawoto, aku mencoba menuliskan dalam beberapa artikel. Menulis bagiku juga merupakan proses pembelajaran yang mengasyikan. Semoga segera setelah ini aku bisa posting supaya aku bisa lebih berbagi cerita. Semoga pula, kali ini lebih "arsitektural", bukan sekedar mimpi.

Wednesday, July 23, 2008

PAMERAN KARYA MAHASISWA dan PAMERAN TEGANG BENTANG


PRESS RELEASE

Di abad ke-20, masyarakat Indonesia mulai bersinggungan dengan modernitas. Salah satu karakter dari modernitas adalah adanya pertentangan, yang muncul karena keinginan untuk tidak mengikuti apa yang sudah dianggap sebagai kemapanan.

Pameran tegang bentang merupakan pameran yang bermaksud untuk memperlihatkan kepada pengunjung adanya sebuah pertentangan yang juga terjadi di antara para arsitek yang bekerja di Indonesia. Pertentangan ini ada untuk menciptakan tatanan baru yang dianggap lebih baik
daripada yang sebelumnya. Para arsitek muda Belanda yang bekerja di Indonesia di paruh awal abad ke-20 menentang kecenderungan arsitektural karya-karya perwira zeni. Ghijsells, Thomas Karsten dan Maclaine Pont adalah arsitek-arsitek muda progresif di masanya. Di Indonesia masa pasca-1945, pertentangan antara pemikiran arsitektur juga dilakukan oleh para arsitek Indonesia. Misalnya di masa Sukarno ada Sujudi dan rekan-rekannya yang tergabung dalam sebuah kelompok diskusi, bernama Atap. Di dekade 1980an ada Atelier 6 dengan konsep regionalisnya; lalu di sekitar awal 1990an muncul AMI (Arsitek Muda Indonesia), yang mencoba mengangkat keberagaman ide arsitektural di Indonesia.

Pameran ini juga bernilai pendidikan tidak hanya bagi masyarakat arsitektur (professional, akademisi dan mahasiswa) tapi juga masyarakat pada umumnya terutama pendidikan 'arsitektur' yang benar bagi anak-anak sejak dini untuk lebih menghargai dan memahami 'ruang'
di mana dia tinggal dan beraktivitas. Pada pameran ini akan ditampilkan dan dipilih karya-karya arsitektur di Indonesia pada masa abad 20 yang dapat menunjukkan dan mengajarkan bagaimana sebuah ruang yang berkualitas dapat diciptakan dan menjadi sebuah tempat yang
nyaman bagi masyarakat.

Pameran Tegang Bentang yang diselenggarakan di lingkungan kampus Jurusan Arsitektur UNS merupakan salah satu rangkaian kegiatan tahunan bekerjasama dengan Pusat Dokumentasi Arsitektur Jakarta. Pemeran ini dilaksanakan bersaman dengan pameran karya mahasiswa Jurusan Arsitektur UNS yang diselenggarakan selama bulan Juli-September 2008.
Selama bulan pameran Juli – September 2008, juga diadakan agenda kegiatan diskusi.

A). PEMBUKAAN PAMERAN
"Karya Mahasiswa & Tegang Bentang 2008"
Sabtu, 26 Juli 2008

Waktu : 09.30-15.00 WIB
Tempat : Kampus Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur UNS Surakarta

B). Diskusi Bersama Ir. Revianto,. M. Arch
Selasa, 5 Agustus 2008

Waktu : 09.30-12.00 WIB
Tempat : Kampus Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur UNS Surakarta
Ruang 203 lantai 2 gedung 2

C). Diskusi Bersama Ir. Eko Prawoto., M. Arch
"Tegang Bentang Karya Eko Prawoto"
Selasa, 12 Agustus 2008

Waktu : 15.00-18.00 WIB
Tempat : Kampus Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur UNS Surakarta
Ruang 203 lantai 2 gedung 2

D). WORKSHOP GREENMAP SOLO
"Lingkup Kampus Kecilku"
Selasa, 19 Agustus 2008

Waktu : 09.00-15.00 WIB
Tempat : Kampus Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur UNS Surakarta
Pembicara : Greenmap Jogja

F). Diskusi Pengalaman Praktisi
"Suistainable Construction"
Selasa, 09 September 2008*

Waktu : 09.00-12.00 WIB
Tempat : Kampus Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur UNS Surakarta
Pembicara : Holcim
* Tentatif

H). PENUTUPAN PAMERAN
"KEKINIAN ARSITEKTUR di INDONESIA"
Selasa, 16 September 2008

Waktu : 15.00-18.00 WIB
Tempat : Kampus Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur UNS Surakarta
Pembicara : Dari Mahasiswa untuk Mahasiswa

Kontak person :
Ummul 081578763419, Sekar 0856 4388 2770, Farikha 08564 725 0662
Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Univeristas Sebelas Maret
Jl. Ir Sutami 36 A, Surakarta 57416

Saturday, June 28, 2008

Sisa Kebakaran Pasar Magelang

Minggu sore, aku melintas di depan Pasar Magelang. Sempat ambil foto. Ini dia.

Mimpi Pasar Magelang

Jumat pagi, di Stasiun Lempuyangan, aku melihat sebuah koran dengan head line “Pasar Magelang Terbakar”. Pikiranku jadi melayang jauh ke sebelas tahun yang lalu, saat aku membuat redesain Pasar Magelang sebagai “proyek” Studio Perancangan 2 (semester kedelapan) waktu kuliah di Jurusan Teknik Arsitektur UGM.

Waktu itu aku mengawali proses desain dengan mempelajari figure-ground kawasan. Aku mencari pola-pola yang ada. Menganalisis raut figure, mencari “garis” yang bisa menjadi acuan berdasarkan pola-pola pembentuk figure maupun ground-nya, menganalisis jalur pergerakan moda transportasi, hingga melihat potensi sungai sebagai river walk, merupakan tahapan yang aku lakukan. Aku membayangkan ruang saat melintasi jalan di depan pasar, yang bisa dimanfaatkan untuk “menyambut” orang yang akan datang memasuki Kota Magelang dari arah Jogja. Gubahan massa yang aku lakukan adalah dengan membuat grid yang sejajar dengan jalan eksisting di depan pasar, menumpuk di atasnya lagi grid yang sejajar dengan jalan masuk ke Magelang, meletakkan massa-massa di berdasarkan grid pertama, meletakkan massa lagi di atasnya mengikuti grid kedua, memotong massa, menjebol massa hingga seolah-olah massa tersebut ditembus jalan kecil yang miring menyerong hampir diagonal ke massa utama.

Di tepi sungai yang berbelok, massa pun aku belokkan dengan pola menyesuaikan bentuk sungai. Di sepanjang tepi sungai aku tata beberapa massa kecil yang fungsinya sebagai tempat wisata kuliner pelengkap kegiatan river walk. Sudah.

(Eh ini yang aku ceritakan desainku “jaman dulu” lho… Jadi maklum aja, kalo pertimbangan desainnya masih “segitu doang”, aku kan waktu itu masih banyak tulalitnya, nggak nge-dhong)

Pada waktu itu, aku benar-benar nikmati proses desainnya. Acara survey menjadi agenda yang aku nantikan. Nglembur sampai tidur di kampus sangat aku nikmati. Diskusi dengan temen-temen satu studio menjadi hal yang mengasyikkan bagiku. Herannya, saat itu aku tidak beroreintasi pada “ntar dapat nilai berapa ya?”. (Eh perlu diketahui, aku akhirnya dapat nilai A, yuuhuuuiii..! Aku pun girang banget! Aneh?!)

Sebenarnya, proses desain bagiku sama seperti merangkai mimpi. Tapi mimpi (baca: desain) ini lebih terukur dan “meruang”.

Ah... aku masih bermimpikah?