Tuesday, October 7, 2008

Laskar Pelangi (the movie)

Film yang sudah aku tunggu-tunggu, akhirnya tayang juga. Begitu balik dari mudik, hari berikutnya aku langsung ke Ambarukmo Plaza, nonton Laskar Pelangi!

Ada banyak alasan mengapa aku sangat ingin menonton film ini. Aku "jatuh cinta" pada 3 dari tetralogi Andrea Hirata (kok cuma 3? tetralogi kan 4? yup! karena yang 1 belum diterbitkan). Aku pemimpi. Aku berkecimpung di bidang pendidikan (pendidikan tinggi), tetapi aku juga sangat tertarik dengan pendidikan dasar. Aku sudah "meracuni" banyak orang untuk membaca novel Laskar Pelangi. Aku "diwajibkan" oleh seorang sahabat (yang "kebetulan" dia adalah sutradara dan tau banget mengenai perfilman) untuk menonton film ini. Aku sudah berjanji pada keponakanku Fathin dan Tsaqif (mereka masih ABG) untuk mengajaknya menonton film di bioskop. Dan, masih banyak lagi alasan lainnya.

Senin siang 6 Oktober 2008 (sebenarnya sudah bukan lagi hari cuti bersama ya), setelah pagi harinya Aji (keponakanku yang sudah gedhe) telah mendapatkan tiketnya dengan antri yang puanjaaang dan laaamaaa, maka acara nonton film Laskar Pelangi dimulai pada jam 13.50 wib.Aku menikmati setiap adegan di dalamnya. Nilai persahabatan, keberanian, punya keinginan yang kuat, sikap pantang menyerah menghadapi apapun, dan semangat yang tak kunjung padam dari murid-murid, serta pengabdian guru. Sebuah film yang sarat nilai.

Ada tawa dan tetes air mataku, karena hatiku ditingkahi adegan-adegan di film Laskar Pelangi...

kunjungi:
http://www.laskarpelangithemovie.com

1 comment:

Anonymous said...

film adaptasi novel terburuk sepanjang masa. gagal total.
1. film LP seharusnya mampu menggambarkan pentingnya pendidikan secara non verbal, yang parahnya justru dikatakan oleh para guru di sekolah muhammadiyah, hal yang justru terasa dihindari pada bukunya.
2. pembangunan karakter yang amat lemah, coba lihat karakter Ikal yang sering diperlihatkan celingukan gak jelas, guru2 yang terlalu sering kelihatan ngomel2 tentang keadaan. terlihat sekali ada kebingungan pada kepentingan mana yang ingin ditonjolkan : apakah anak2 laskar pelangi, atau tujuan pesan2 moral.
3. pengambilan gambar yang buruk, coba lihat pesta background blur dimana2, komposisi yang kurang pas, goyangnya pengambilan gambar, penggunaan sudut pandang yang kurang lebar pada scene landscape, dll.
4. keinginan untuk “melucu” yang tidak pada tempatnya. penggunaan efek2 dangdut yang menyedihkan, misalnya saat Ikal melihat kuku A Ling saat mengambil kapur…
5. jelas2 skenario yang dibuat hanya mengambil dari fragmen bab yang ada pada novel, tidak ada benang merah yang kuat untuk mengantar penonton menikmati cerita dari awal hingga akhir. hanya potongan2 terputus2 cerita seperti novelnya.