Tuesday, November 27, 2007

Memaafkan (bagian 3)

Memaafkan, juga (dengan ikhlas) melupakan.

Urusan maaf-memaafkan, proses ini sedang aku nikmati. Namun, ternyata tak mudah maaf itu benar-benar maaf yang sesungguhnya. Maaf yang tanpa dendam.

Memaafkan dan melupakan.
Maaf, bisa kuberikan. Melupakan, ini yang saat ini aku belum sepenuhnya sanggup melakukannya. Begitu banyak memori yang dengan tiba-tiba terbuka kembali, tanpa bisa aku kendalikan, untuk mengungkap ’luka’ lama yang tergores di hati (yang mungkin juga tanpa sengaja). Pedih kembali terasa, walau dalam lisanku, aku sudah memberikan maaf. Hatiku bisa tiba-tiba perih.
Inikah ”ketidakikhlasan” untuk memaafkan di hatiku? Masih jauhkah aku untuk bisa melupakan?

Seiring perjalanan waktu, aku berharap, aku pun bisa dengan bijaksana memaafkan dan melupakan, dengan keikhlasan hati.

Sekali lagi, semoga ...

1 comment:

Anonymous said...

setubuh.....sayah juga agak payah tuh melupakan. hehe..pegimoneng ya melakukannnya...
pis mba...:)
muah