Berbincang bersama Pak Eko Prawoto... aku menemukan banyak nilai kehidupan. Salah satunya adalah arsitektur yang memerdekakan.
(bersambung)
Thursday, August 21, 2008
Sunday, August 17, 2008
MERDEKA....!
Merdekaaaa....!
Merdeka...
Merdeka?!
Merdeka?
Kita sudah merdeka?!
Aku sudah merdeka?
Kayaknya harus aku pertanyakan ulang.
Kalo berjuang, aku masih tetap berjuang.
Walaupun hanya dengan melakukan hal-hal kecil.
Termasuk membangun mimpiku.
Merdeka...
Merdeka?!
Merdeka?
Kita sudah merdeka?!
Aku sudah merdeka?
Kayaknya harus aku pertanyakan ulang.
Kalo berjuang, aku masih tetap berjuang.
Walaupun hanya dengan melakukan hal-hal kecil.
Termasuk membangun mimpiku.
Thursday, August 14, 2008
Go Green!
Go green ...! Hijau?
Sehijau apa ya aku ini? Aku belum sepenuhnya hijau. Baru berusaha hijau.
Setidaknya dengan memisahkan antara sampah basah dan sampah keringku, aku berusaha menjadi lebih hijau. (sampah kering kumasukkan ke tas kresek putih, dan sampah basah dalam tas kresek hitam)Dengan memisahkan sampah yang bisa aku buat kompos, dan kubuatlah kompos di halaman belakang rumahku, aku berusaha menjadi hijau.
Dengan memisahkan sampah tissue bekas dengan sampah lain, kemudian tissue bekas tersebut aku ikutkan dalam pembuatan kompos, aku berusaha "menebus dosa" dan kembali hijau. (aku belum bisa lepas dari ketergantunganku pada tissue yang telah turut andil dalam membuat hutan kita tak sehijau dahulu, maafkan aku)
Dengan memisahkan biji buah yang aku makan, kemudian aku tanam di halaman belakang rumahku, aku berusaha bisa membuat bumi lebih hijau. (sebenarnya lebih sering aku "lempar" ke halaman belakang daripada aku tanam manis dalam pot)Aku berusaha hijau. Naif?
Sehijau apa ya aku ini? Aku belum sepenuhnya hijau. Baru berusaha hijau.
Setidaknya dengan memisahkan antara sampah basah dan sampah keringku, aku berusaha menjadi lebih hijau. (sampah kering kumasukkan ke tas kresek putih, dan sampah basah dalam tas kresek hitam)Dengan memisahkan sampah yang bisa aku buat kompos, dan kubuatlah kompos di halaman belakang rumahku, aku berusaha menjadi hijau.
Dengan memisahkan sampah tissue bekas dengan sampah lain, kemudian tissue bekas tersebut aku ikutkan dalam pembuatan kompos, aku berusaha "menebus dosa" dan kembali hijau. (aku belum bisa lepas dari ketergantunganku pada tissue yang telah turut andil dalam membuat hutan kita tak sehijau dahulu, maafkan aku)
Dengan memisahkan biji buah yang aku makan, kemudian aku tanam di halaman belakang rumahku, aku berusaha bisa membuat bumi lebih hijau. (sebenarnya lebih sering aku "lempar" ke halaman belakang daripada aku tanam manis dalam pot)Aku berusaha hijau. Naif?
Saturday, August 9, 2008
Eko Prawoto's
Membahas tektonika arsitektur di Indonesia tak bisa lepas dari YB Mangunwijaya dan Eko Prawoto. Aku tertarik sekali untuk mempelajari tektonika arsitektur. Perkenalanku dengan tektonika terjadi saat aku menyusun tesisku tentang bangunan gereja karya YB Mangunwijaya. Mempelajari karya YB Mangunwijaya membuat aku semakin "membumi" (aku teringat saat kuliah S1, desainku lebih banyak yang hanya membawa "mimpi").
Pembelajaranku tentang tektonika belumlah usai. Apalagi setelah berdiskusi dengan Pak Eko Prawoto, yang bisa dibilang sebagai "murid" YB Mangunwijaya. Dari diskusi dan mengalami "rasa ruang" di karya Pak Eko Prawoto, aku mencoba menuliskan dalam beberapa artikel. Menulis bagiku juga merupakan proses pembelajaran yang mengasyikan. Semoga segera setelah ini aku bisa posting supaya aku bisa lebih berbagi cerita. Semoga pula, kali ini lebih "arsitektural", bukan sekedar mimpi.
Pembelajaranku tentang tektonika belumlah usai. Apalagi setelah berdiskusi dengan Pak Eko Prawoto, yang bisa dibilang sebagai "murid" YB Mangunwijaya. Dari diskusi dan mengalami "rasa ruang" di karya Pak Eko Prawoto, aku mencoba menuliskan dalam beberapa artikel. Menulis bagiku juga merupakan proses pembelajaran yang mengasyikan. Semoga segera setelah ini aku bisa posting supaya aku bisa lebih berbagi cerita. Semoga pula, kali ini lebih "arsitektural", bukan sekedar mimpi.
Monday, August 4, 2008
Orthodonti
Semakin banyak yang sekarang tau kalo aku "memelihara" blog http://ummul-orthodonti.blogspot.com. Semakin banyak yang sudah mampir ke blog tersebut dan jadi bisa tau proses perawatan gigi yang sudah aku jalani. Bahkan, beberapa dokter gigi sudah mampir dan memberikan komentar (sayangnya lewat e-mail, jadi nggak ditampilkan di blog). Jujur aja, aku punya "malu", karena blog tersebut hanya menuliskan pengalaman, bukan berdasar pada "kaidah ilmiah per-gigi-geligi-an". Foto-foto yang ditampilkan juga jauh dari "kaidah komposisi fotografi".
Aku cuma punya keinginan untuk berbagi aja. Semoga bermanfaat.
Aku cuma punya keinginan untuk berbagi aja. Semoga bermanfaat.
Sunday, August 3, 2008
Jelajah Pusaka Museum Solo
Subscribe to:
Posts (Atom)