Wednesday, April 9, 2008

Senyum (bagian kedua)




Teori I: Senyum bisa menular.
Senyum bagiku bukan hal baru. Tapi baru kali ini aku kepikiran untuk menuliskannya. Teori tentang senyum yang bisa menular sudah terbuktikan dengan jelas. Setidaknya dalam pengalaman perjalanan bersepada yang aku ceritakan kemarin.

Teori II: Senyum bisa membuat kita lebih kreatif.
Aku bekerja di bidang arsitektur, yang jelas-jelas butuh kerja kreatif. Menurut sebuah buku psikologi populer yang pernah aku baca, pada kerja kreatif ini untuk memunculkan ide-ide inovatif dituntut kondisi otak yang ”flow”. Bagaimana caranya agar otak bisa mencapai kondisi ”flow”? Ternyata kuncinya sangat sederhana: SENYUM.
Teori ini sudah aku buktikan ketika mengajak mahasiswa-mahasiswaku membuat suatu desain. Saat diawali dengan senyuman, proses desain jadi lebih menyenangkan dan hasilnya bisa ditebak: ide-ide desain mereka beragam dan penuh inovasi!
Sering aku mengingatkan mahasiswa-mahasiswaku (dan juga mengingatkan pada diriku sendiri), untuk selalu mengawali proses desain dengan senyuman. Bahkan beberapa mahasiswa selalu berkata, ”OK..OK.., senyum, Bu...” Pesan yang sangat sederhana, tetapi cukup lekat di hati mereka.

Mereka tersenyum, dan aku pun membalas dengan senyuman.
(Hey....! Maaf saat ini senyumanku tidaklah tampak sempurna karena kawat orthodenti yang terpasang di gigiku, tapi yang jelas... senyumku tulus dari hatiku terdalam....)

Senyum. Semoga senyum bisa menjadi tambahan amal ibadah yang indah.... Aamiin...

No comments: